Gencarnya iklan di media massa
yang menggambarkan perempuan cantik itu harus langsing, berkulit mulus dan
tampil kinclong menjadikan bisnis kecantikan kulit dan perawatan tubuh
merupakan bisnis yang “tidak ada matinya”. Berbagai macam program paket
pelangsingan atau paket perawatan tubuh di tawarkan dan seringkali harganyapun
tidak murah.
Sebagai Ibu Rumah Tangga yang lebih banyak berdiam di rumah, dengan
dibantu 2 orang asisten, kegiatan saya tidak lagi padat dan melelahkan ketika
anak-anak mulai masuk usia sekolah. Untuk mengisi waktu luang saya membaca
buku, mencoba resep masakan atau menonton film bareng suami, jika ia sedang
punya waktu luang. Selain itu,tanpa disadari ternyata ada satu kegiatan selalu
saya lakukan saat waktu luang tersebut. Ngemil.
Kalori yang masuk berlebih sedangkan aktifitas yang irit energi
menyebabkan lama kelamaan tubuh saya makin melebar kesamping dan kedepan. Perut
buncit mirip sedang hamil, pinggangpun cenderung membulat keluar.
”Kamu makin gendut sekarang. Masa tiap bulan mesti
beli baju baru karena yang lama tidak lagi muat” Suami mulai protes.
”Ah, baru nambah 7 kilo. Maklum aja udah emak-emak”
saya coba ‘ngeles.
Tapi ketika semakin
lama saya merasa makin cepat lelah, jalan kaki sedikit jauh napas langsung
ngos-ngosan, mudah berkeringat, dan sedihnya sebagai Ibu-ibu narsis saya makin
susah tampil oke saat foto-foto dengan teman-teman. sadarlah saya bahwa
ternyata timbangan sudah menunjukkan angka jauh diatas berat badan ideal.
”Diet.” Kata seorang teman.
“Minum obat herbal merek X, cepet turun deh. “Saran
teman lain.
”Makanya olahraga. Lari pagi. “ omel Ibu saya yang
kebetulan berkunjung dan kaget saat melihat anaknya sebesar beruang madu.
Saran yang diberikan mereka tidak ada yang cocok
buat saya. Seumur-umur saya belum pernah diet. Olahraga hanya sampai jaman SMA
dulu. Minum herbal takut berpengaruh ke ginjal.
Suatu hari saat membaca sebuah majalah wanita, saya
tertarik dengan iklan pusat pelangsingan yang dibintangi Krisdayanti (saat itu
ia baru melahirkan anak keduanya). “Pa, Mama coba tanya kesini ya?” Rayu saya
ke suami sambil menunjukkan iklan tersebut. Suami saya mengangguk setuju.
“Tapi
Pa, harga paketnya segini “ Saya
tunjukkan brosur yang diberikan petugas Pusat Pelangsingan tersebut.
“Wih, ini sih bisa buat beli motor baru.” Suami
saya tampak kaget. “ Tapi asal bisa langsing kayak ini, boleh juga.” Lanjutnya
sambil menunjuk sang bintang iklan.
Glek!
Dan dimulailah program pelangsingan tersebut. Paket
terdiri dari 3 jenis perawatan salah satunya pembalutan dengan semacam plastic
wrap yang super dingin, Sebulan setelah perawatan berat badan saya memang
turun beberapa kilo.
"Hhhmmm…mulai ada bentuknya.” Puji suami saya.
Bulan kedua berat badan makin banyak yang turun. Bulan ketiga saya makin
tampil percaya diri memakai baju-baju dengan ukuran “M”.
Tapi, koq sekarang saya jadi jadi sering pusing.
Badanpun mudah lemas. Sakit maag yang bertahun-tahun tidak pernah muncul
sekarang jadi kambuh.
“Periksa ke dokter yuk.” Ajak suami saya setelah
melihat saya seminggu itu lebih banyak berbaring.
Sepulang dari memeriksakan diri ke dokter , dengan
membawa surat
keterangan darinya, saya mendatangi Pusat Pelangsingan tersebut dan menemui
konsultan perawatannya.
“Mbak, saya stop deh dari program nya. “ Kata saya
“Kenapa Bu ? Ibu mengalami penurunan berat badan
yang cukup bagus koq. Selain itu perawatan yang belum dilakukan masih ada
beberapa ? “ Sang Konsultan menunjukkan kartu kontrol perawatan saya.
“Iya sih Mbak. Sekarang body saya kelihatan
lumayan ada bentuknya. Tapi bagaimana lagi, terpaksa saya berhenti perawatan
karena saya hamil. “
Kehamilan tersebut berarti kehamilan anak ketiga
saya, lalu segera disusul kehamilan anak ke empat.
Sekarang, hampir 4 tahun sejak saya memutuskan
mengambil Paket Pelangsingan seharga sebuah sepeda motor itu, Alhamdulillah,
saya masih dikaruniai tubuh yang sempurna, walau mungkin dengan berat tubuh
mendekati bobot panda.
Masih
mau ikut Program pelangsingan? Pikir-pikir lagi deh, buktinya saya bukannya
langsing malah dapet tambahan 2 anak..