Sebagai pemilik
toko, anda tentu berharap setiap pengunjung yang datang saat keluar tidak
dengan tangan hampa alias tidak ada yang dibeli. Anda sudah pasti ingin setiap
pengunjung berubah menjadi pelanggan. Dengan pembelian yang mereka lakukan maka
barang stok toko berubah menjadi omset atau penghasilan bagi usaha anda.
Jika bisnis anda
baru berjalan, anda tentu belum memiliki pelanggan fanatik yang bersedia menelpon
untuk meng-up-date atau mengantri untuk mendapatkan koleksi
terbaru di toko anda. Anda perlu mendapatkan pelanggan dari pengunjung yang
bersedia masuk ke toko anda. Maka anda pantas bersedih jika dari 100 pelanggan
yang masuk ke toko hanya 10 orang atau kurang yang akhirnya membeli. Sebab ini tak cuma menyangkut kehilangan
penjualan dan pelanggan potensial saja. Anda tentu telah menginvestasikan
banyak waktu, uang, dan tenaga untuk mempromosikan bisnis Anda. Mungkin juga
telah beriklan, membuat leaflet, standing banner, mengirim ratusan sms, e-mail,
mencetak kupon diskon, dan lain sebagainya. Kalau dengan cara ini ternyata
hanya sedikit pengunjung yang akhirnya bisa dirubah menjadi pembeli, berarti
Anda perlu mengalokasikan upaya lebih besar lagi untuk menarik mereka.
Beberapa kiat
yang bisa anda coba untuk meningkatkan rasio pengunjung menjadi pembeli, diantara sebagai berikut:
1. Tekankan nilai plus produk Anda
Anda harus sangat
paham apa yang membuat produk Anda berbeda dari kompetitor dan sampaikan pesan
itu secara jelas kepada calon pembeli.
2.
Identifikasi hambatan dalam proses penjualan
Anda harus mengetahui
titik lemah bisnis Anda dan teliti lagi langkah-langkah apa yang bisa
menghambat orang untuk membeli. Misalnya, apakah staf Anda kurang ramah dan cekatan,
atau selalu lupa menindaklanjuti telepon
yang meminta katalog produk?
3.
Gunakan pertanyaan ‘ajaib’ saat menjawab pertanyaan.
Jangan biarkan
calon pembeli langsung pergi ketika ia merasa harga sepatu yang anda tawarkan
tidak cukup bagi budget mereka . Setelah
staf Anda menyebutkan harga produk yang ia tanyakan, lalu melihat sinyal bahwa
harga tersebut menjadi kendala bagi penanya,
ajari staf untuk menawarkan produk lain ,”Kalau model sepatu yang ini apakah
cocok dengan selera Ibu?”. Jangan
menyebut harga, karena bisa menyinggung perasaan calon pembeli. Biar ia melihat
sendiri harga yang anda banderol. Lalu tawarkan model sepatu lain yang yang
sesuai seleraranya. “ Untuk memudahkan kami membantu Ibu mencari sepatu yang
tepat, kira-kira model seperti apa yang Ibu kehendaki?” Pertanyaan yang
menjadikan pelanggan sebagai fokus kepentingan akan membuka pintu agar Anda
bisa lebih akrab dengan konsumen.
4.
Ganti pertanyaan “Ada
yang bisa kami bantu?”
Biasanya,
konsumen akan menjawab, “Oh, nggak. Terima kasih. Saya mau lihat-lihat dulu.”
Dan percakapan pun berakhir. Lebih baik, instruksikan kepada staf untuk
bertanya, “Selamat Siang, apakah Ibu sudah pernah ke sini sebelumnya?” Jika
mereka bilang ‘belum’, maka staf Anda bisa bilang, “Mari saya tunjukkan koleksi-koleksi
kami.”
Kalau jawaban
mereka ‘ya’, maka respons staf Anda sebaiknya, “Terima kasih. Selamat datang
kembali. Kami punya koleksi terbaru, pasti Anda suka.” Dengan cara ini, Anda
tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk minta ditinggalkan sendiri.
5.
Tulis ulang ‘panduan’ menjual
Banyak kegagalan penjualan terjadi akibat salah mengirimkan pesan kepada calon pembeli. Cek kembali cara staf Anda menyapa, latih mereka mengucapkan sapaan dengan santun dan halus, tingkat penjualan pun niscaya bisa meningkat.
Banyak kegagalan penjualan terjadi akibat salah mengirimkan pesan kepada calon pembeli. Cek kembali cara staf Anda menyapa, latih mereka mengucapkan sapaan dengan santun dan halus, tingkat penjualan pun niscaya bisa meningkat.
6.
Tanyakan apa yang konsumen butuhkan
Kedengarannya
sangat basic, tapi banyak tenaga penjual yang tidak melakukannya. Latih staf
Anda untuk menanyakan hal-hal yang bisa mengeksplorasi kebutuhan konsumen,
serta pola pembelian mereka. Aplikasikan ini kepada tim telemarketing maupun
tim penjualan langsung.
Yang penting
untuk diingat, tim marketing bisa melakukan panggilan telepon yang persuasif
ataupun membuat konsumen tertarik masuk ke toko. Namun Anda dianggap belum
menang ‘perang’ kecuali jika sebagian besar orang yang berkunjung itu berubah
menjadi pembeli. Berikan staf penjualan metode dan alat yang tepat agar lebih
sedikit pengunjung yang keluar dari toko dengan tangan hampa.
0 komentar:
Post a Comment