Tahu sate padang’kan? Itu loh irisan daging , lidah dan jeroan sapi yang direbus dengan bumbu, setelah masak di potong-potong dan ditusuk dengan batangan lidi, kemudian dibakar lagi. Sekedar untuk menghangatkan . Lalu sate tersebut dihidangkan dengan lumuran saus kacang, taburan bawang goreng dan di temani sebungkus kerupuk kulit. Biar makin jelas nih saya kasih gambarnya.
Melihat
penampilan sate padang
seperti itu, saya tidak memasukkannya ke dalam daftar makanan favorit saya.
Malah bisa dikatakan saya anti sate padang. Dalam pandangan mata saya bumbu sate padang itu terlihat aneh.
Kenthel, kuning, lengket. Seperti pup bayi.
Yeakh.!
Saya
langsung bergidik.
Saya
memilih menahan lapar jika satu-satunya menu yang tersedia adalah sate padang. Dibanding harus
menyuapkan sesendok demi sesendok “pup
bayi” itu ke dalam perut saya.
Yeakh!
Tapi,
itu pendapat lama saya, sebelum saya
mengenal sate Mak Syukur . (Uppss, menyebutkan
merk. Tapi gak apa-apa deh, Toh, Sate Mak Syukur sudah melegenda)
Kegandrungan pada sate padang dimulai saat saya baru saja melewati fase morning
sickness pada kehamilan kedua. Setelah lepas dari “bulan-bulan mual-muntah”,
nafsu makan saya jadi gila-gilaan. Sehari
saya bisa makan 6 kali makanan berat ditambah beberapa kali ‘ngemil. Saat-saat itu sepertinya saya tidak berhenti
mengunyah. Gembul sekali.
Suatu
hari, saya kembali mengunjungi mall dekat
rumah (kunjungan yang kedua-juta sekian, saking seringnya kami kesana) dan kebetulan
sedang ada pembukaan cabang Sate Mak Syukur.
Pertama yang menggoda saya adalah diskon Grand Launching-nya yang 50
%.
“Pa,
tuh, Mak Syukur diskon 50%” Saya menjawil
suami. “Kesana yuk.”
“Yakin?”
Suami paham betul kalau saya anti sate padang.
Sebelumnya ia telah beberapa kali gagal memprovokatori saya mencicipi sate padang.
“Papa
aja yang makan. Saya temani saja”
Wah,
suami menyambut tawaran saya dengan suka cita. Karena ia termasuk penikmat
makanan satu ini. Hanya karena istrinya tidak suka, maka dengan berbesar hati
ia mengesampingkan menu tersebut saat makan bersama saya .
Melihat
suami menyantap potongan-potongan daging sate dengan lahap, saya jadi tergoda
juga. Lalu saya mencicipi sepotong kerupuk kulit yang berbumbu.
Wah, enak ya ternyata.
Wah, enak ya ternyata.
Kemudian
sekerat daging.
Tidak
terasa saya menghabiskan satu porsi sate. Sendirian.
Dan
sejak saat itu, yang tadinya antipati menjadi cinta.
Kebelakangan,
saya sering ngangeni sate padang. Akibatnya saya tidak
segan-segan menyediakan waktu khusus untuk berburu kuliner yang satu ini.
Namun, setelah mencoba sate padang
ke beberapa tempat. Sate padang
Mak Syukur masih yang paling terenak buat saya
Namun, sejak dua hari lalu saya mesti menggeser status sate padang dari yang “Disukai” menjadi “Diwaspadai”. Ceritanya, hari itu seharian saya berkutat dengan kesibukan urusan rumah tangga dan
pekerjaan, tidak terasa jam menunjukkan pukul 3 sore. Saya merasa lapar
karena belum sarapan sejak pagi dan makan siang. Kebetulan sore itu saya
berjanji mengajak anak-anak menonton film Smurf
3 di bioskop. “Makan sate padang
di mal aja sekalian deh sebelum nonton. “ Begitu pikir saya.
Kamipun
berangkat ke mal (lagi-lagi-dan lagi. hehe), setelah memesan tiket bioskop kami
segera ke gerai sate Mak Syukur. 1 porsi sate plus 2 gelas es teh manispun lenyap
ke dalam perut saya. Dengan perasaan puas karena telah kenyang sayapun menemani
anak-anak menonton.Tetapi,
ditengah film ditayangkan, perut saya bergejolak. Sayapun segera terbang ke toilet. Astaga.
“Mama’kan
dari dulu sudah tahu. Kalau sudah telat makan begitu jangan makan bersantan,
berbumbu kacang dan pedas. Akibatnya sekarang diare.” Tegur suami melihat saya sepulang dari bioskop hingga pukul 3 dini hari
bolak-balik ke kamar mandi.
“Mulai
sekarang, kalau sudah telat makan jangan makan sate padang. Diingat-ingat,Ma”
“Oke
deh, Kakak” Saya manggut-manggut. Geli dengan gaya galaknya suami
“Jangan
meledek. Saya serius nih. Atau mau di blacklist
aja tuh sate padang?
Dulu juga ngga suka’kan?”
Noooo
!!!!
Baiklah. Baiklah.
Daripada sate padang di blacklist saya akan mengikuti komando Bos Gede aja deh.
Toh, buat kebaikan saya juga.
Baiklah. Baiklah.
Daripada sate padang di blacklist saya akan mengikuti komando Bos Gede aja deh.
Toh, buat kebaikan saya juga.
Gambar dari 1.bp.blogspot
1 komentar:
Saya suka banget sate padang! Sausnya yang rasa rempah-rempah itu lho... Hmmm...
Post a Comment