Jam
besar di ruang tengah berdentang sebanyak tujuh kali. Berarti masih pukul 07.00
pagi. Dan sepagi ini seluruh pekerjaan rumah tangga telah selesai kukerjakan.
Aku
telah selesai membersihkan seluruh perabot dan seluruh jendela, menyapu dan
mengepel lantai, merapikan halaman yang luasnya nyaris 300 meter, sarapan
bahkan aku telah selesai memasak untuk bekal makan siangku nanti.
Sendirian. Lagi.
Aku
telah menikah dengan Kang Harso selama dua tahun. Namun selama itu belum pernah
sekalipun kami makan berdua di rumah. Entah itu saat sarapan, makan siang atau
makan malam. Kami makan bersama hanya saat di pesta
undangan. Atau ketika sesekali Ia mengajakku pelesir.
Tapi, Aku tidak bisa protes atau mengeluhkan hal ini, karena Aku sudah paham
kondisi yang akan kuhadapi saat memutuskan menerima lamarannya
Kini
Aku mulai merasa berat menjalani pernikahan ini. Ada penyesalan yang tidak bisa kuingkari. Kian hari rasa itu kian menggerogoti hatiku.
Dan penyesalanku makin terasa berat karena Aku tidak bisa berkeluh kesah kepada siapapun. Kedua orang
tuaku sejak awal menentang pernikahan kami. Sahabatku pun sejak hari ijab kabul itu, tidak sudi
lagi menyapaku.
Memang
terlalu besar pertaruhanku untuk pernikahan ini. Kini kurasakan kebenaran
nasehat-nasehat yang dulu didengungkan oleh Ibu atau Ninih. Dan Sekarang pun kusesali
telah mengabaikan permohonan sahabatku untuk menolak pinangan Kang Harso.
Ya.
Aku
menjadi buta, dulu.
Aku
dibutakan oleh hasrat dan rasa putus-asa.
Sehingga
segala cara kulakukan agar Aku terbebas dari predikat yang memalukan : seorang perawan
tua.
Gema
adzan subuh selalu menjadi alarm yang efektif bagiku. Kubuka mata dan langsung
tertatap bantal di sebelahku.
Kosong.
Seperti
biasanya.
Karena
pemiliknya pasti sudah bangun dan keluar rumah setengah jam sebelumnya.
Kurapikan
seprai dan kulipat selimut. Kemudian Aku menuju dapur untuk menjerang air.
Sedikit
saja.
Karena
hanya segelas teh panas yang harus kubuat.
Untuk
diriku sendiri.
Setelah
menjerang air dan membuat segelas teh panas, aku menuju kamar mandi. Aku selalu
mandi di waktu subuh, baik pada saat musim kemarau maupun musim penghujan seperti
saat ini. Tak peduli setiap mandi subuh tubuhku pasti akan menggigil.
Aku
terima.
Karena gigil ini selalu menjadi mengingatku, inilah salah satu konsekwensi
yang harus kutanggung seumur hidup akibat mau dinikahi Kang Harso.
Sulastri
Sayup-sayup
kudengar adzan Subuh dari mushalla. Kurapalkan do’a-do’a. Aku bersyukur karena
telah diidzinkan Sang Maha Kuasa melewatkan satu hari lagi, kemarin.
Kutatap
bantal disebelahku.
Ah,
mestinya tidak kulakukan.
Karena
Aku tahu, sudah dua tahun ini Aku selalu tidur sendiri.
Sesaat
kemudian, pintu kamarku dibuka oleh seseorang.
Aku
tersenyum.
Aku
telah tahu sosok siapa yang sebentar lagi akan muncul di kamar ini.
Dan,
benar saja, kini Ia masuk dan berjalan menghampiriku.
“Mama
sudah bangun?” Sapanya. Aku mengangguk.
Seperti
biasa Ia akan mencium keningku.
Begitupun
subuh ini.
“Mama
mau langsung mandi?” Tanyanya.
MeskipunIa berbicara dengan nada bertanya, tapi sesungguhnya Ia
memerintah.
Tak
ada pilihan bagiku.
KarenaIa harus segera bergegas ke tempat
kerjanya di Kota.
Aku
segera bangkit dan duduk di tempat tidurku. Aku akan meraih lengannya agar Ia
bisa mengangkat tubuhku dan menggendongku menuju kamar mandi.
Aku
selalu suka saat-saat begini.
Mengingatkanku
pada masa Aku sebagai pengantin baru.
Dulu
sekali, beberapa dekade lalu, ketika Aku dan Suamiku baru menempati rumah ini
berdua saja, setiap subuh Suamiku akan menggendongku ke kamar mandi dan Kami
akan mandi bersama.
Air
mandi yang berasal dari sumur di samping rumah, kadangkala membuat Kami menggigil
kedinginan. Terutama di bulan-bulan musim penghujan.
“Terima
saja. Inilah salah satu konsekwensi yang harus kita tanggung karena kita menikah”
Bisik Suamiku.
Jarum jam tanganku menunjukkan pukul 06.10,
masih ada waktu 30 menit lagi untuk boarding.
Aku pun mematikan laptop lalu mengemas tas ranselku. Bersiap meninggalkan
kenyamanan lounge ini.
Tiba-tiba kudengar sebuah suara bariton, “Permisi,
Mbak, Saya boleh memakai stop kontak itu?”
“Silakan” Aku mengulurkan sebuah kabel
berikut sederet stop kontak yang menempel di kabel tersebut. Tanpa sengaja kami
bertatapan.
“Edo!”
Pekikku pelan.
“Wow. Niken” Pria itu pun tidak kalah
terkejutnya denganku
“Apa kabar?” Ia mengulurkan tangan dan kami pun
berjabatan “Aku nyaris tidak mengenalimu”
“Kabar baik” Kutarik cepat telapak tanganku.
Aduh, kenapa tiba-tiba jantungku berdebar
cepat begini?
“Maaf, Ed, Sebenarnya aku ingin mengobrol
denganmu, tapi sayang sekali aku harus segera boarding. Pesawatku berangkat setengah jam lagi”
“Oh. Tujuanmu kemana?” Tanyanya
“Balikpapan”
“Loh, tujuanku juga ke Balikpapan, tapi pesawatku pukul 08.50 nanti.”
Lalu Edo mengeluarkan selembar kartu nama
dari dalam dompetnya.”Ini kartu namaku. Ada nomor ponselku di situ."
Secara otomatis karena mengikuti kebiasaan, aku
pun membuka dompet dan menyerahkan kartu namaku kepadanya.
“Ok. Aku akan mengontakmu nanti malam, ya." Katanya setelah membaca sekilas kartu nama yang kuulurkan "Mungkin kita bisa makan malam sambil bertukar kabar”.Katanya
“Entahlah, Ed. Jadwalku sengaja kubuat padat
di sana. Aku
harus presentasi dan meeting dengan
beberapa klien. Mungkin aku akan kembali ke hotel agak larut malam”.
“ Ok,
then. Telepon aku jika jadwalmu sudah longgar.”
Kami berjabat tangan kembali.
“Aku merasa, ini bukan jabat tangan
perpisahan, Ken” Bisiknya.
Aku hanya tersenyum.
Ah, jujur kurasakan kini langkahku terasa
berat saat keluar dari lounge menuju
ruang tunggu untuk boarding. Belasan tahun kami terpisah, tentu banyak sekali cerita yang ingin kudengar darinya.
Pesawat mendarat dengan mulus di bandara
Sepinggan. Tepat waktu. Sekarang hampir pukul sepuluh pagi waktu Balikpapan. Masih ada waktu untuk check-in dan menaruh koporku di hotel, sebelum menuju kantor klien
untuk memenuhi janji presentasi setelah jam istirahat siang nanti.
Tink!
Ponselku berbunyi, tanda ada sebuah pesan
masuk.
Dari Edo.
“Nginep
di mana, Ken?”
“Swiss-Bell” Jawabku singkat.
Sesuai rencana, dari Bandara aku menuju hotel
untuk check-in lalu menuju kantor
klien untuk presentasi. Setelah itu diikuti beberapa meeting dengan klien yang
berbeda.
Waktu berjalan begitu cepat hingga tidak
terasa jarum jam menunjukkan hampir pukul sembilan malam saat aku membuka pintu kamar.
“Kring!” Telepon kamar hotel berbunyi saat
aku baru selesai melepaskan sepatu.
“Hallo. Selamat Malam” Jawabku.
Tapi tidak ada suara dari seberang sana.
“Tok tok tok” Kini giliran pintu kamarku diketuk. Kuintip melalui lubang intai di pintu.
Oh! Edo!
“Selamat malam, Niken. Baru sampai, ya.”
Katanya saat aku membuka pintu.
“Tampak jelas’kan? Aku masih memakai pakaian
resmi begini. Tidak mungkin aku akan tidur dengan blazer dan rok seperti ini”
Ia tertawa. Tapi pandangannya ke dalam kamarku seperti sedang
memindai.
“Bagaimana kamu bisa naik ke sini, Ed?
Bukankan harus ada kartu pintu kamar?” Tanyaku heran.
Ia mengacungkan sebuah kartu magnetik untuk
membuka pintu kamar. “Malam ini aku stay
di kamar sebelah” Tunjuknya ke kamar sebelah kiri kamarku. “Barusan aku mendengar kau
membuka pintu. Lalu kutelepon untuk memastikan bahwa benar kau yang datang. “ Katanya “Boleh Aku
masuk?” Aku berpikir cepat. Tidak etis rasanya memasukkan lelaki ke dalam kamar.
“Kita mengobrol di lobby aja, yuk” Jawabku ”Sebentar, Aku
pakai sandal dulu.”
Tapi Edo mengikutiku masuk ke dalam kamar.
“Di sini saja, Ken. Di lobby banyak orang lalu-lalang. Kita tidak bisa bebas mengobrol.”
“Meeting
terakhirku tadi dengan salah satu klien, dilakukan lobby. Tidak ada orang yang
mengganggu, tuh” Sanggahku.
“Kalau cuma ngobrolin bisnis, sih, ngga apa-apa di lobby, Ken. Tapi kan pembicaraan kita
lebih dari soal bisnis. Kita akan bicara tentang hati.” Katanya.
”Maksudmu?”
”Kau tentu paham, Ken. Kita bukan hanya sekedar teman. Setidaknya dulu. Jujur
saja diam-diam aku sering merindukanmu. Tapi, aku tidak tahu kemana harus menghubungimu. Kita nampaknya sama-sama menghilang.”
Ia berusaha menggenggam tanganku, dengan cepat segera kutepiskan.
”Aku bersyukur kita bertemu tadi pagi. Tidak ada yang kebetulan kan? Aku berharap
pertemuan tadi pagi bisa berlanjut ke pertemuan berikutnya” Katanya.
“Ya, tentu aku juga berharap silaturahmi kita
yang sempat terputus ini bisa tersambung kembali. Bagaimanapun aku pernah
mengenalmu dengan baik” Jawabku.
“Yuk, Kita lanjutin obrolannya di lobby saja.” Ajakku lagi sambil bersiap
keluar dari kamar. Tapi, Edo tiba-tiba menarik
tanganku.
“Di sini, aja, Ken. Di lobby Aku tidak bisa bebas menciummu, nanti”.
“Edo!”
“Come
on, Niken. Kita sudah sama-sama dewasa. Aku tahu kau sudah menikah. Aku pun juga sudah menikah. Tapi
tidak ada salahnya kan
jika sesekali kita bersenang-senang. Apalagi aku bukan orang asing bagimu”.
“Maksudmu, kau mengajakku agar terlibat affair denganmu, begitu?”
“Terserah dengan apapun istilahmu, Ken. Yang
jelas, aku berharap kita bisa jadi sepasang kekasih kembali. Karena aku memang
masih mencintaimu.”
Aduh!
Lelaki ini adalah kekasih pertamaku, saat
kami masih remaja dulu. Kami berpisah karena ia mendapat beasiswa
untuk kuliah ke Jerman.
Jujur saja, di tahun-tahun awal setelah
perpisahanan kami, kadang kala aku memimpikannya. Kadang kala aku
merindukannya. Tapi kemudian aku bisa melupakannya. Terutama setelah kehadiran
lelaki lain dalam hidupku. Yang kini menjadi suami dan ayah anak-anakku.
“Edo, Bukankah kau tahu aku sudah menikah?.”Tanyaku
“Ya. Aku mendengarnya saat aku masih di
Jerman.” Katanya
“Dan kau pun sudah menikah dengan gadis
Jerman.”
”Tapi, Aku masih menyimpan cinta untukmu,
Ken. Aku yakin kau pun masih mencintaiku.”
“Tidak lagi” Gelengku. “Aku tidak
melupakanmu, memang. Tapi bagiku cerita kita sudah berakhir sejak 15 tahun
lalu.”
“Selain itu, apakah kau pikir aku bersedia
mencampakkan jabatan terhormatku sebagai seorang istri dan menggantikan dengan
predikat sebagai perempuan selingkuhanmu? Tidak akan Ed. Tidak akan” Tegasku.
“Jadi, kau menolakku, Ken?” Ia terlihat
sedih.
Tapi aku tidak bisa mengasihaninya.
“Ya, Ed. Kita akan terus berteman. Hanya
berteman. Sama seperti hubungan aku dengan Jiwo, Danang, Eka, Tanti dan
teman-teman sekolah kita dulu.”Jawabku.
“Baiklah. Aku sebenarnya sedih dengan keputusanmu” Katanya. "Tidak perlu, Ed. Karena memang seharusnya aku, juga kau, tidak mudah tergoda. Meskipun kita sedang jauh dari pasangan kita masing-masing saat ini."Kataku. Ia hanya terdiam. “Oke, lah. Kalau begitu, sampai bertemu saat
sarapan besok di restoran di bawah.”Katanya.
Aku mengangguk.
Ia pun segera berlalu, masuk ke dalam kamar
di sebelah kiri kamarku.
Saya
pernah mendengar sebuah cerita, dua keluarga yang saling bertetangga bermusuhan
hanya karena anak-anak balita mereka bertengkar. Suatu hari Tetangga A mendapat
oleh-oleh buah-buahan dari kampung halamannya dalam jumlah sangat banyak.
Alih-alih membagi kepada tetangga terdekatnya, Tetangga A malah berujar
“Daripada dibagi ke situ, lebih baik dibiarkan busuk aja buah-buahan ini.”
Ada orang yang enggan
berbagi pakai sebuah benda.
Saya
juga pernah mendapati teman anak Saya yang tidak bersedia meminjamkan pensil
kepada si Kakak meski Ia memiliki pensil lebih dari satu, “Jangan, ah, nanti
Kamu hilangkan.”. Padahal belum tentu juga nanti akan hilang pensil
tersebut.
Dan
anehnya , ada orang yang royal berbagi makanan tapi sangat “susah” mengeluarkan
uang bahkan untuk sesuatu kebutuhan yang dipakainya sendiri. Contohnya, salah
satu teman kerja Saya dulu hampir setiap hari membawa kudapan dari rumah, dan
Ia senang menawari teman-teman yang duduk dekat cubiclenya. Tetapi untuk
perjalanan dari rumahnya ke kantor, Ia selalu berusaha cari tebengan, namun
sayangnya jarang mau berbagi uang pembeli bensin.
Orang-orang
dengan kelakuan seperti ini sering disebut sebagai orang pelit
Menurut
KBBI : pe.lit a kikir; lokek: orang -- tidak suka memberi sedekah;
Padahal Pak Ustadz guru mengaji Saya mengatakan banyak sekali manfaat bersedekah diantara menolak
marabahaya.
Dan sedekah tidak selalu dalam bentuk pemberian uang.
Bayangkan
jika berada dalam kondisi sebagai berikut : Saat kau perlu menuliskan sebaris
nomor telepon, tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan pulpen dan kertas. Senang, bukan? Saya
yang sering traveling tentu akan bergembira ketika sedang mengemas barang
bawaan, tiba-tiba ada yang menawarkan tali pengikat agar Saya bisa mengikat
barang dengan lebih rapi. Saya pun akan berterima kasih jika ada teman yang berbagi permen sementara menunggu
pesanan makanan datang. Lumayan untuk pengganjal lapar.
Pulpen, kertas, tali dan permen yang diulurkan tersebut
memiliki makna silaturahmi.
Kasih
sayang.
Kepedulian.
Lalu,
apa yang akan didapat sebagai imbalan bagi orang yang tidak pelit? Kalau dari cerita-cerita yang pernah
Saya dengar, orang-orang dermawan akan mendapat banyaksaudaradan rejeki yang tidak disangka datangnya.
Jadi, jika ingin banyak saudara dan hidup yang berkah, jangan jadi orang pelit, ya.
Biasanya saat
beli tiket kereta, Saya agak cerewet memilih posisi bangku. Kepada Petugas loket karcis, Saya selalu meminta tempat duduk yang dekat
jendela, malah kalau bisa tidak ada penumpang di samping, jadi diperjalanan nanti Saya bisa tidur
berbaring. Hehe. Tapi rupanya di awal pekan ketiga Januari 2015 ini, penumpang kereta api cukup penuh.
Saya
berangkat dari Stasiun Gumilir. Sebuah stasiun kecil setelah stasiun Cilacap.
Saat naik ternyata bangku Saya sudah diduduki sepasang suami-istri. Sedangkan di kursi
seberang (dekat jendela juga ) sudah duduk seorang lelaki.
Kepada suami-isteri tersebut Saya protes dambil menunjukkan nomor kursi yang tertera di tiket KA "Yang dekat jendela kursi yang Saya pesan, Bu"
"Tukeran
,ya, Mbak. Mbak pindah ke kursi sebelah Bapak itu." kata si
Ibu.
"Saya ngga mau, Bu. Saya mau duduk dekat jendela. Saya beli tiket dari
pagi supaya bisa memilih tempat duduk" Kata Saya.
"Atau Mbak tukeran
aja dengan Mas itu" Kata si Bapak menunjuk lelaki yang duduk di bangku seberang
"Saya
ngga berurusan dengan Mas itu, Pak. Saya mau minta kursi Saya yang diduduki si
Ibu"
"Wis,
Pak, nek wonge ngga gelem. Aku pindah wae" Si Ibu pun pindah duduk di samping lelaki di seberang. Si Bapak duduk
di sebelah Saya. Saya pun kemudian menaruh ransel dan duduk manis bersenderan ke jendela, memejamkan mata mencoba tidur (saat itu sekitar pukul 19)
Tapi,rupanya si Ibu masih ngga legowo juga setelah mengembalikan kursi Saya.
Dia menyindir- nyindir terus: betapa jaman sudah berubah, orang ngga toleran
lagi, soal kursi aja diributin seperti pejabat. Bagaimana nanti kalau jadi
pejabat beneran? blablabla.
3
hari kurang tidur rupanya membuat ambang batas emosi saya anjlok.Saya pun menegur si Ibu. "Ibu ngga usah menyindir-nyindir begitu! Saya tahu maksud Ibu. Seharusnya Ibu yang malu menuntut kursi yang bukan hak Ibu. Kita memang
membayar dengan harga yang sama. Tapi supaya bisa dapat duduk di bangku ini,
Saya harus meluangkan waktu ekstra datang ke stasiun lebih pagi. Waktu
Saya ada nilainya. Ada
harganya. Jadi Saya ada upaya lebih untuk mendapat kursi ini Ibu menyindir-nyindir saya kayak pejabat yang ngga mau kehilangan
kursi. Lah, Ibu sendiri koq memaksa mengambil jatah kursi orang lain?"
Si suami menengahi: “Sudah. Sudah. Maaf ,Mbak. Malu ribut-ribut”.
Saya: Saya tidak malu mempertahankan hak Saya, Pak. Tapi, kalau Saya mau
mengambil hak orang lain, yah baru
lah Saya malu"
Dan
sepanjang jalan malam itu si Suami duduk memunggungi Saya.
Bodo
amat. Pegel lu yang rasain sendiri!
----
Jika orang baik itu digambarkan sebagai orang yang selalu mau mengalah, maka , kali ini Saya bukan orang baik.
Warga negara
asing yang akan memasuki Mesir harus memiliki passport yang sah dan
mendapatkan visa entry dari Misi Diplomatik dan Konsuler Luar Negeri
Mesir atau dari bagian visa di Travel Document and Immigration (TDINA)
Mesir. Selain itu, bagi warga negara tertentu visa Mesir bisa didapatkan dari
salah satu pelabuhan atau bandara kedatangan di Mesir (Visa on Arrival). Warga negara
asing yang memasuki Mesir dari pos perbatasan darat Mesir di daerah Taba
(Mayoritas warga Israel)
dengan tujuan untuk berkunjung ke pantai Teluk Aqaba dan St.Catherine tidak
harus memperoleh visa Mesir, namun hanya akan diberikan izin tinggal selama 14
hari. Warga Negara Indonesia diharuskan
mendapatkan visa terlebih dahulu sebelum berkunjung ke Mesir. Visa tersebut
dapat diperoleh melalui Kedutaan Besar Mesir di Jakarta atau melalui agen
travel Mesir untuk diurus di kantor Imigrasi di Cairo. Adapaun biaya yang dibutuhkan adalah
sekitar USD 25,- untuk mendapatkan single entry yang di dapatkan dari
Kedutaan Besar Mesir di Jakarta Sedangkan untuk multiple entry yang
dikeluarkan melalui Kedubes Mesir di Jakarta memerlukan biaya USD 35,- Mesir memiliki tiga jenis visa, yaitu: Visa wisata :
rata-rata memiliki masa berlaku yang tidak lebih dari tiga bulan dan diberikan
kepada pemohon yang telah memiliki visa entry baik single entry maupun multiple
entry. Visa Entry :
dibutuhkan untuk setiapwarga asing yang tiba di Mesir selain untuk tujuan
wisata, seperti bekerja, belajar dll. Memperoleh visa entry yang sah
adalah syarat untuk mengurus izin tinggal selanjutnya di Mesir Visa transit. Pembebasan
dari Bea Visa Beberapa
golongan WNA mendapatkan bebas bea untuk memperoleh visa Mesir, antara lain
pemegang passport diplomatik,pejabat organisasi internasional, badan khusus dan
delegasi negara yang akan mengikuti konferensi di Mesir. Pelajar asing yang
belajar pada institusi pendidikan Mesir serta beberapa warga negara seperti
Jerman, Norwegia, Rusia dan USA. Pembebasan
dari Visa Beberapa
warga negara asing dapat masuk Mesir tanpa visa, seperti Bahrain, Jordania,
Kuwait, Libya, Oman, Saudi Arabia, Syria dan Persatuan Emirat Arab. Serta
pemegang passport diplomatik beberapa negara seperti Cara
Mendapatkan Visa Mesir Isilah
Formulir Visa Bayar biaya
sesuai dengan jenis visa yang diinginkan Prosedur
pengurusan Visa lebih kurang 15 hari kerja. Dokumen
Pendukung yang dibutuhkan: Passport
dengan masa berlaku 6 bulan ke depan 2 buah pas
foto dengan latar putih Foto copy
kartu identitas (KTP) Mengisi form
permohonan visa Pembebasan dari Visa Beberapa warga negara asing dapat masuk Mesir tanpa visa, seperti Bahrain, Jordania, Kuwait, Libya, Oman, Saudi Arabia, Syria dan Persatuan Emirat Arab. Serta pemegang passport diplomatik beberapa negara Cara Mendapatkan Visa Mesir Isilah Formulir Visa Bayar biaya sesuai dengan jenis visa yang diinginkan Prosedur pengurusan Visa lebih kurang 15 hari kerja.
Dokumen Pendukung yang dibutuhkan: Passport dengan masa berlaku 6 bulan ke depan 2 buah pas foto dengan latar putih Foto copy kartu identitas (KTP) Mengisi form permohonan visa
Di Depan Great Piramide
Sumber :
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Arab Republic of Egypt Ministry of Foreign Affairs
Meskipun kuliner satu ini merupakan makanan
khas dari Makassar, tapi kelezatannya sudah mengindonesia.
Maksudnya terkenal ke seluruh Indonesia,
begitu.
Rasa manis-guris Es
Pisang Hijau
bisa diterima lidah masyarakat Indonesia, terbukti gerai penganan ini banyak terdapat
di foodcourt mall- mall di berbagai kota besar di Indonesia. Bahkan sudah ada
beberapa perusahaan sebagai franchisor produk ini.
Bagi Saya dan keluarga, makanan yang terdiri
dari pisang kukus yang disalut tepung beras diberi pewarna hijau, bersauskan
bubur sumsum dan diberi susu kental dan sirup merah (biasanya sirup cocopandan
atau Tjampolai) sebagai pemanis, taburan meises, serta –tentu saja- es serut
ini, merupakan salah satu kuliner favorit. Bila ada penjual Es Pisang Hijau
dalam jangkauan pandangan mata Saya saat berada di sebuah lokasi , misalnya di
mall, maka Saya akan memilih mendatangi gerai tersebut dibanding gerai makanan
lain.
Es Pisang Hijau itu : Endes Gandes, pokoke!
Resep Es Pisang Hijau Ala Saya :
A. Bagian Pisang Hijau
Kukus
setengah matang pisang raja atau pisang tanduk.
Buat
adonan dari tepung beras, air, air perasan daun suji, beberapa tetes pewarna
hijau, diaduk hingga seluruh tepung
beras larut.
Masak
hingga mendidih. Dinginkan. Tambahkan tepung beras lagi lalu diaduk-aduk
hingga kalis dan bisa digiling atau dipipihkan.
Balutlah
pisang raja yang telah dikukus setengah matang, dengan adonan tepung beras
diatas.
Kukus
kembali pisang raja yang telah dibalut, hingga lapisan tepung beras
tersebut matang.
B. Bagian Bubur Sumsum
Larutkan
250 gram tepung beras ke dalam 500 ml air
Tambahkan
150 ml santan kental
Garam
secukupnya
Beberapa
lembar daun pandan sebagai pewangi.
Dimasak
sambil diaduk hingga mengental dan menjadi bubur sumsum
C. Cara Menghidangkannya.
Taruh
bubur sumsum secukupnya ke dalam sebuah mangkuk
Irislah
sebuah pisang hijau menjadi beberapa bagian. Taruh di atas bubur sumsum
Bagian VII : Bacalah Keseluruhan Laporan Laba- Rugi
Laporan
Laba-rugi
mengandung kesimpulan mengenai pendapatan bersih, yang merupakan jumlah
pendapatan yang tersisa setelah dikurangi semua pengeluaran dan biaya.
Laporan laba-rugi menunjukkan pendapatan dan biaya yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya satu bulan,
satu caturwulan atau satu tahun. Laporan ini juga menyediakan perhitungan pendapatan
kotor dan pendapatan bersih, yang kemudian berujung pada perhitungan laba kotor dan laba
bersih.
Laba Kotor adalah penjualan atau pendapatan penjualan
dikurangi harga pokok penjualan (HPP). Harga Pokok Penjualan mencakup
inventaris, biaya tenaga kerja untuk memproduksi barang dan biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan produksi barang.
Laba
Bersih
adalah pendapatan penjualan dikurangi semua pengeluaran dan biaya. Laba bersih
biasanya dicantumkan sebelum dan sesudah pengaruh pajak penghasilan. Laba
bersih perlembar saham juga dicantumkan.
Sambil membaca laporan Laba rugi perusahaan,
perhatikan hal-hal berikut:
Angka laba -rugi tahun sebelumnya
yang biasanya dicantum disebelah angka tahun laporan.
Rugi
kotor atau rugi bersih atau bukan laba. Riset lebih jauh perlu dilakukan untuk
mencaritahu penyebabnya.
Artikel mengenai Laporan Keuangan Perusahaan , Silakan
baca juga:
Saat anda membaca neraca
keuangan, anda harus mempelajari dengan cermat laporan tersebut . Karena meskipun
laporan neraca merupakan sebuah persamaan sederhana, yaitu : Aktiva = Pasiva + Modal Pemilik/ Pemegang
Saham., namun Neraca merupakan penggambaran
kekuatan keuangan perusahaan di akhir periode akuntansi. Apabila salah satu
sisi dari persamaan diatas meningkat, maka sisi seberangnya semesti meningkat
pula. Begitupun sebaliknya.
Aktiva yang ditampilkan dalam neraca dibagi
atasAktiva
lancar
dan Aktiva tetap. Aktiva lancar adalah uang kas atau barang-barang berharga
lainnya yang diharapkan dapat diubah menjadi uang kas dalam waktu satu
tahun.Tipikal aktival lancar adalah kas, piutang dan inventaris. Aktiva tetap mencakup gedung, properti dan peralatan.
Pasiva juga dibagi atas Pasiva lancar dan Pasiva
tetap. Pasiva lancar
diharapkan dibayar dalam jangka satu tahun dan mencakup utang serta utang gaji.
Pasiva tetap biasanya berupa
kontrak sewa dan utang yang akan dibayar kembali dalam satu tahun.
Modal Pemilik atau modal pemegang saham
adalah nilai pemilik dam bisnis.
Sambil membaca Neraca, simpanlah beberapa
poin ini penting ini dalam benak anda:
1. Piutang : Bagaimana
perusahaan mengadakan penyesuaian bagi pelanggan yang memiliki kemungkinan
tidak membayar piutangnya?
2. Inventaris
:
Apakah semua inventaris dapat dijual?
3.Utang
jangka panjang:
Apakah bagian yang terkait dengan utang jangka panjang muncul di bawah total
pasiva lancar?
Artikel mengenai Laporan Keuangan Perusahaan , Silakan
baca juga:
Bagian
V : Pahami Apa yang Dikerjakan Auditor Independen.
Perusahaan- perusahaan besar biasanya
memiliki auditor internal yang merupakan
karyawan perusahaan tersebut. Namun dalam laporan keuangan tahunan , mereka seringkali
mencantumkan opini auditor independen tentang laporan
keuangan perusahaan tersebut.
Orang awam seringkali mengira bahwa auditor independen bertugas memeriksa keakuratan laporan
tersebut. Sesungguhnya bagi auditor independen akan sulit memastikan bahwa
laporan keuangan tersebut 100% akurat, kecuali firma auditor tersebutlah yang
melakukan pencatatan transaksi dan menyiapkan laporannya. Namun, jika hal
tersebut dilakukan, maka firma tersebut tidak bisa disebut Auditor Independen lagi.
Dalam kapasitas auditor
independen
sebagai orang luar perusahaan yang obyektif, mereka mengevaluasi apakah laporan
keuangan tersebut menampilkan posisi
keuangan perusahaan dan hasil operasi serta arus kasny dengan benar. Untuk memastikan
hal tersebut, auditor akan melakukan berbagai cara seperti bertanya dan meminta
konfirmasi kepada para pelanggan, pemasok dan pihak-pihak lain yang berhubungan
dengan keuangan perusahaan.
Auditor juga akan memeriksa prosedur dan alur
pemeriksaan berkas keuangan (seperti: faktur invoice, dll) untuk meminimalkan
kesalahan dan penipuan dalam pencatatan. Auditor juga akan memastikan bahwa
berkas keuangan (misalnya faktur) sudah dicocokkan dengan dokumen pendukung
lain secara benar.
Program komputasi keuangan termasuk juga akan diperiksa oleh auditor. Mereka
akan melihat apakah ada kesalahan dalam program tersebut. Misalnya dalam
pembulatan angka dalam faktur tagihan (biasanya satuan sen). Apakah pembulatan tersebut ditanggung oleh perusahaan atau
ditanggung oleh pelanggan. Apabila kesalahan pembulatan tersebut memiliki nilai
yang besar, auditor akan menilai kesalah tersebut sebagai kesalahan material dan akan meminta perusahaan merevisi kembali
laporan keuangannya.
Opini auditor dapat memberi opini “bersih” ,
atau “wajar dengan syarat” tentang laporan keuangan.
Artikel mengenai Laporan Keuangan Perusahaan , Silakan
baca juga:
Seperti dalam banyak bidang lain, Dalam Akuntansi penentuan
pengaturan waktu dan waktu tenggat adalah penting. Karena
berhubungan dengan waktu pencatatan dalam laporan keuangan.
Dalam bisnis biasanya ada dua metode
pencatatan transaksi :kas dan akrual. Pada metode akuntansi kas transaksi
dicatat ketika telah terjadi pemindahan uang. Sedangkan metode akuntansi Akrual adalah pencatatan dilakukan ketika transaksi
telah selesai terjadi, meskipun belum ada proses pemindahan uang.
Dalam bisnis
kecil umumnya menggunakan akuntansi Kas karena lebih
sederhana, dimana pendapatan dicatat ketika pelanggan telah membayar atau ketika
biaya-biaya dan hutang telah dibayar.
Sedangkan dalam bisnis besar biasanya memakai
metode akuntansi akrual. Tujuannya adalah untuk mencocokkan pendapatan dengan
biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Contohnya: transaksi
dicatat saat produk dikirimkan kepada pelanggan bukannya ketika produk
dibayarkan setelah pengiriman.
Setelah mengetahui masing-masing metode
pencatatan akuntansi, maka anda bisa memilih metode yang paling tepat bagi
bisnis anda. Dengan demikian anda bisa menentukan jangka waktu untuk pembayaran
utang serta waktu tenggat untuk mendapatkan pembayaran piutang dari pelanggan. Sehingga
dalam proses jual-beli, anda bisa menetapkan apakah anda akan menerapkan suatu sistem,
misalnya Cash and carry , atau dengan memberikan Term of payment .
Artikel lain mengenai Laporan Keuangan Perusahaan , Silakan
baca juga: