Ceileee... Hari ini, hari 'Valentine' nih yeee..
Kali ini Emak-emak matang manggis yang masih terlihat kinyis-kinyis ini (sumpee, ini pengakuan terjujur yang keluar dari sanubari terdalam dari Sang Kompasianer senior yang merupakan 'fotokopian Brad Pitt', Pakde Kartono), mau ngomongin soal cinta, ah.
Seperti
yang pernah ditulis entah di status Facebook
Saya yang keberapa juta, -yayaya, Saya emang rajin mantengin Facebook-, bahwa sejak kecil Saya lebih banyak bersahabat
dengan para cowok. Bukan karena mereka ngga hobi ngegosip. Karena saat kami kecil, belum tahu soal gosip dan infotemen. Yang jelas Saya merasa nyaman
berteman dengan cowok.
Kenapa?
Soalnya mereka ngalahan sama cewek. Dan mereka tahu banget bahwa Saya seorang cewek. Kalau Kami berantem rebutan gundu, pasti emak si teman cowok akan menghardiknya,
"Kamu
ngga malu, berantem ama cewek? Ha!"
Atau
jika kalah lomba lari rebutan layangan, dengan entengnya Saya akan bilang,
"Yaaa, guekan
cewek. Larinya ngga cepet. Layangan
itu buat gue deh, lu entar ngejar
layangan yang lain lagi aja." sambil nyodorin
permen Sugus. Rayuan yang seperti itu biasanya jarang gagal.
"Yaaa, gue
Begitupun
saat abege, Saya masih termasuk cewek
yang lebih sering beredar diantara cowok. Pun demikian, Saya tetap bisa
membedakan antara cowok ganteng dan cowok "apa adanya". Termasuk juga
bisa membedakan "cowok apa adanya" dengan "asset ganteng"
(meskipun masih milik bokapnya) dan "cowok ganteng" dengan
"asset apa adanya". Tetapi karena masih abege, saya ngga begitu
'aware' dengan yang namanya "asset". Dilain sisi, sangat aware
terhadap cowok yang hobi menumpuk liability.
Ogah aja lagi asik-asik nongkrong tahu-tahu dicolek,
"Rin,
bagi gopek, dong, asem nih belum ngerokok."
(xixixi..ketahuan
dong jamannya, duit gopek udah bisa buat beli rokok beberapa batang). Eh,
kamu tahu gopek nggak? Aduh! tepok jidat deh. Gaul
dong, Gopek tuh artinya 500 rupiah.
Kembali ke laptop.
Ok. Sejak abege udah tahu cowok ganteng, tapi entah mengapa ya, belum pernah tuh, Saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Apalagi kayak di sinetron-sinetron gitu. Bertabrakan, buku atau belanjaannya jatuh, saling jongkok, lalu bertatapan, jantung berdebar, iler beleleran.
Ups.
Dan
Cupid pun menembakkan panahnya.
Mak jleb!!
Langsung
terngiung-ngiung. Ngga bisa makan, ngga bisa tidur, kayak dikejar debt collector karena belum bayar
tagihan leasing motor 3 bulan.
Yang
ada, kalau Saya bertabrakan dengan cowok (entah bertampang ganteng atau apa
adanya), Saya akan buru-buru berucap,
"Ups,
sori, Bro".
Berharap
si cowok cepat ngacir. Karena jika cowok itu balik ngelihatin, ngga pake lama, langsung aja bodyguard-bodyguard pengiring akan meledak,
"Apa lu lihat-lihat! Nantang lu! Ngga terima lu!"
"Apa lu lihat-lihat! Nantang lu! Ngga terima lu!"
Maklum, saat abege Saya diasuh di Tanjung Priok.
Kalau sudah begitu mana bisa Cupid berkonsentrasi menembakkan panah asmaranya. Malah bisa jadi yang kemudian akan berterbangan adalah panah beracun.
Bersambung, aja lah,
Kesini
----------
Foto dari Supercoloring
0 komentar:
Post a Comment