Sudah beberapa hari ini saya merasa jempol kaki kiri saya
ada sedikit rasa sakit. Saya bisa memastikan karena akibat ada bagian daging
jempol yang tertusuk ujung kuku yang runcing. Maka pagi ini saya mengeksekusi ujung kuku
tersebut.
Tapi rasa sakit saat mengeluarkan ujung kuku kecil ini,
membuat saya mengaduh-aduh. Apalagi punggung bawah saya sedang kumat sakitnya,
gara-gara princess kembali jadi upik abu. Sehingga saat membungkuk untuk
menggunting kuku, jadi double sakitnya.
Melihat saya begitu, suami menawarkan bantuan untuk
memotongkan kuku saya. Tapi saya tolak.
Memotong kuku yang menusuk kayak gini harus saya lakukan sendiri walau
sakit. Karena untuk urusan kuku saya,
cuma saya sendiri yang paling tahu cara yang paling tepat buat mengeksekusinya.
Ada salah satu teman saya yang pernah 'mengabaikan' rasa
sakit tertusuk kuku yang tajam, hingga kemudian kuku mereka menusuk ke daging
jempolnya semakin dalam, lalu menimbulkan infeksi. Bukan cuma jempol kaki mereka
yang bernanah, tapi badan juga jadi demam. Kena CANTENGAN, istilah awamnya
Kalau sudah cantengan, maka untuk mengeluarkan kuku tersebut
harus dengan bantuan orang ketiga, dokter, dan dengan proses yang lebih rumit.
Dibius lokal, operasi kecil, harus minum obat, dan lain-lain
Nah, kasus cantengan ini persis kan dengan beberapa
permasalahan hidup?
Kadang kita mengabaikan saat masalah masih kecil. Kita ngga
berani mengambil konsekwensi dari penyelesaian masalah karena bisa menimbulkan
ketidaknyamanan. Daripada merasa tidak nyaman, kita memilih mendiamkan masalah.
Padahal beberapa masalah ada yang tidak bisa diselesaikan dengan cara mendiamkan atau mengabaikannya.
Masalah jenis ini, semakin didiamkan malah semakin memburuk. Hingga suatu saat
'amputasi' adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikannya.
Untuk urusan kuku, saya belum pernah mengalami cantengan sampai saat ini.
Alhamdulillah. Karena saya berani menahan sakit saat harus mencokel kuku yg
menancap di daging jempol saya. Tapi jujur, ada satu masalah yang belum saya
selesaikan, walau telah bertahun-tahun, yang kadangkala masalah ini merusak
kewarasan saya.
Karena saya..
Ah sudahlah. ...
(Haha, kepo kan kamyuh....)
0 komentar:
Post a Comment