Tulisan ini saya dapatkan dari
sebuah WAG, dibagikan secara viral sehingga saya tidak tahu penulis aslinya.
Saya tuliskan di sini karena memberikan pencerahan buat saya:
--
Murin hendak melintasi pos
perbatasan antara dua negara yang dijaga ketat supaya tidak terjadi
penyelundupan barang. Dia bersepeda dan membawa 2 tas besar di pundaknya.
Tentara perbatasan segera
memerintahkan dia berhenti,
"Pinggirkan sepedamu itu.
Apa isi kedua tas itu?"
"Pasir," jawab Murin.
Tentara itu tdk percaya begitu
saja. Mereka membongkar kedua tas itu dan benar mereka menemukan pasir
didalamnya. Akhirnya mereka melepaskan Murin dan membiarkan dia melintasi
perbatasan menuju wilayah negara tetangga.
Keesokan harinya, kejadian yg
sama berulang kembali. Tentara itu menghentikan sepeda Murin dan bertanya,
"Apa yang kamu bawa?"
Murin menjawab, "Pasir."
Tentara2 itu memeriksa dgn teliti
kedua tas itu dan tetap menemukan benda yg sama, pasir.
Kejadian yg sama berulang kali
terjadi hingga 3 th lamanya. Akhirnya, Murin tdk muncul lagi.
Suatu ketika tentara itu
menjumpainya sdg bersantai ria di luar kota.
"Hei, kamu yg suka bawa
pasir," tegur tentara itu. "Saya menduga kamu selama ini membohongi
kami saat melintas perbatasan. Tapi saya selalu menemukan pasir didalam tasmu.
Selama 3 th, saya sepertinya menjadi gila, tdk bisa makan / tidur memikirkan
barang selundupan kamu itu. Baiklah, ini di antara kita berdua saja! Saya mau
tanya, apa sih yg kamu selundupkan tiap hari selama 3 tahun?"
Murin menjawab dengan kalem :
"Sepeda!"
Terkadang apa yg ada di pelupuk
mata kita tdk dapat terlihat dengan jelas Terutama bila fokus kita tertuju pada
sesuatu yg menarik perhatian kita.
Oleh karenanya perhatikanlah atau
berikan fokus kita pada hal2 yg mungkin tidak menarik...atau jika sdg
mengarahkan fokus kita pada bakat2 kita, lihatlah hal2 yg mungkin bukan menjadi
keahlian utama kita. Barangkali kalau kita tekuni hal2 yang sekunder tersebut
jangan-jangan itu malahan bisa menjadi kekuatan dahsyat bagi hidup kita.
"You can always find a
distraction if you're looking for one." Tom Kite